Monday 16 February 2009

Cerita dari Sebuah Departemen

Cerita ini sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Saya jadi mengingatnya kembali lantaran seorang rekan kerja senior yang berasal dari Medan berkisah tentang susahnya berbisnis dengan bersih.

Alkisah, pada waktu itu saya baru bekerja di sebuah kontraktor landscaping. Perusahaan sedang mengembangkan lingkup pekerjaan, tidak hanya mencakup scope penanaman dan perawatan tanaman di jalan raya akan tetapi mengembangkan sayap ke rental tanaman indoor.

Perusahaan yang telah menjadi klien antara lain Jasa Marga dan Bank Mandiri. Pada suatu hari saya dan seorang teman diminta bertugas ke sebuah Departemen (tentunya Departemen milik Pemerintah) untuk membicarakan kontrak rental tanaman di sana. Seorang pegawai, mungkin sudah menjabat sebagai kepala bidang, menyambut dan mempersilahkan kami duduk. Cerita demi cerita hingga akhirnya:
Karyawan : Kami setuju untuk menyewa tanaman anda, tetapi tolong jumlah tanaman di dokumen kontrak ditambah jadi sekian
Saya : Maksud Bapak?
Karyawan : (Sambil tersenyum dan menatap saya). Jumlah di di dokumen kontrak dilebihkan lah, walau dalam kenyataannya berjumlah sesuai dengan yang anda tawarkan sekarang. (Baca: sehingga selisih biaya antara realitas pembayaran tanaman yang disewakan dengan jumlah di kontrak bisa masuk ke kantong si karyawan)
Saya : Ehm....nanti saya tanya ke manajemen terlebih dahulu Pak (polos, sambil kebingungan, menengok ke rekan kerja yang pergi bersama saya).
Karyawan : Ho ho ho tidak apa-apa
Saya : Ok kalau gitu kita permisi dulu pak

Kesimpulannya, beginilah cara-cara untuk menambah keuntungan pribadi..Saya yakin model KKN seperti ini banyak terjadi di negara kita.