Wednesday 25 February 2009

Azka Sudah 5 Bulan, Alhamdulillah

Halo Assalamu'alaikum
Apa kabar semua. Azka sekarang sudah 5 bulan lho, sudah mulai diajak jalan-jalan ke luar. Terakhir kali Azka diajak ke Taman Mini Indonesia Indah. Disana Azka berkunjung ke Puri Anak-Anak...... (Abi lupa namanya hehe)itu tuh yang mirip kastil.




Ini foto Azka sedang di Museum Air Tawar TMII. Azka sedang merhatiin ikan warna kuning yang berenang ke sana kemari.




Fuihh...capek. Istirahat dulu ah di rumah bambu nan sejuk.





Friday 20 February 2009

GELENG KEPALA UNTUK SINETRON DAN SINEMA KITA

Genderang perang terhadap “magic box” bernama televisi telah berlangsung lama. Berbagai dampak buruknya sering diseminarkan. Hanya saja pihak yang menabuh genderang perang itu hanya segelintir, sehingga wajar saja gaungnya mudah tertelan oleh popularitas acara yang ditayangkan.

Sebenarnya bukan televisinya yang harus kita kritisi, tetapi tayangannya. TV hanya sarana. Sedangkan yang berbahaya adalah isi programnya. Baru-baru ini saya sempat menyaksikan sinetron Cinta Fitri. Tayangan ini sudah memasuki seri ke tiga, yang berarti ratingnya tinggi. Padahal menurut saya alur cerita terlalu dibuat-buat dan kurang kreatif. Yang patut dicermati adalah seringnya adegan tampar menampar antara tokohnya. Hal ini bisa disebut sebagai promosi kekerasan rumah tangga kepada khalayak. Lama kelamaan penonton akan menganggap tampar menampar adalah hal biasa dalam rumah tangga. Dampak lebih bahaya bagi anak kecil, ia bisa praktek tampar menampar dengan saudara ataupun temannya.

Ada juga sinetron yang kemasannya Islami tapi isinya merusak, bahkan bisa masuk kategori syirik. Sinetron Muslimah yang baru-baru ini ditayangkan, bercerita tentang seorang wanita berjilbab yang menjadi PRT di Arab. Ia meninggalkan suami dan anak perempuannya di Indonesia. Di Arab sana, ia sering dimarahi dan disiksa majikan (majikan berjilbab lebar, yang laki berjenggot.). Majikan perempuan galak dan pelit, majikan laki-laki suka main mata. Kritik pertama saya adalah, sinetron ini tidak cerdas karena hanya mengikuti stigma orang awam tentang kehidupan Arab. Kemudian kritik yang kedua, sinetron muslimah harus segera membersihkan cerita dari kesyirikan. Dikisahkan anak perempuan si PRT memiliki tiga mata. Mata ketiga yang terletak di dahi, memiliki kekuatan ajaib semisal bisa menerbangkan mobil, bahkan dapat menolong ibunya nun jauh di Arab sana dari siksaan majikan. Kalau jalan cerita masih seperti itu, tayangan ini layak mendapat peringatan bahkan penyetopan dari MUI.



Ada lagi sinetron Hareem. Ini tentang kehidupan seorang Abi (panggilan untuk bapak) yang melakukan poligami. Dia berakhlak buruk terbukti dengan sering berkata kasar terhadap istri-istrinya. Sama seperti "Muslimah", sinetron ini akan berdampak timbulnya stigma buruk terhadap Islam. Tidak ada manfaat dalam tayangan ini.

Satu lagi, yang ini dari dunia film. Pembaca pasti tahu, judulnya adalah Perempuan Berkalung Handuk, eh Sorban. Di film itu dicitrakan kehidupan dan cara pandang pesantren yang tertinggal, berpikir sempit, menghambat kemajuan wanita.

Citra tidak dibentuk secara instan. Citra dibentuk perlahan demi perlahan, hingga akhirnya membentuk kesan. Anak kecil yang terbiasa melihat orang berjenggot atau berjilbab yang jahat dalam tayangan sinetron, lama kelamaan dalam benak bawah sadarnya akan muncul stigma negatif terhadap orang-orang Islam. Jika orang tua gagal membendung serangan TV, atau pun tidak berhasil menetralisir dampak buruk tayangan yang ditonton anak, bukan mustahil generasi islam ke depan gagal menjadi generasi Madani harapan ummat.

So, saya masih berpendapat bahwa menjauhkan anak dari tayangan TV adalah langkah terbaik

(Note: Nah saya tidak habis pikir, kenapa baik sinetron ataupun film seolah kompak menyudutkan Islam, dalam waktu yang bersamaan? Adakah hubungannya dengan agresi Israel, ataukah malah ada kaitannya dengan suara ummat Islam pada Pemilu mendatang?)

Monday 16 February 2009

Cerita dari Sebuah Departemen

Cerita ini sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Saya jadi mengingatnya kembali lantaran seorang rekan kerja senior yang berasal dari Medan berkisah tentang susahnya berbisnis dengan bersih.

Alkisah, pada waktu itu saya baru bekerja di sebuah kontraktor landscaping. Perusahaan sedang mengembangkan lingkup pekerjaan, tidak hanya mencakup scope penanaman dan perawatan tanaman di jalan raya akan tetapi mengembangkan sayap ke rental tanaman indoor.

Perusahaan yang telah menjadi klien antara lain Jasa Marga dan Bank Mandiri. Pada suatu hari saya dan seorang teman diminta bertugas ke sebuah Departemen (tentunya Departemen milik Pemerintah) untuk membicarakan kontrak rental tanaman di sana. Seorang pegawai, mungkin sudah menjabat sebagai kepala bidang, menyambut dan mempersilahkan kami duduk. Cerita demi cerita hingga akhirnya:
Karyawan : Kami setuju untuk menyewa tanaman anda, tetapi tolong jumlah tanaman di dokumen kontrak ditambah jadi sekian
Saya : Maksud Bapak?
Karyawan : (Sambil tersenyum dan menatap saya). Jumlah di di dokumen kontrak dilebihkan lah, walau dalam kenyataannya berjumlah sesuai dengan yang anda tawarkan sekarang. (Baca: sehingga selisih biaya antara realitas pembayaran tanaman yang disewakan dengan jumlah di kontrak bisa masuk ke kantong si karyawan)
Saya : Ehm....nanti saya tanya ke manajemen terlebih dahulu Pak (polos, sambil kebingungan, menengok ke rekan kerja yang pergi bersama saya).
Karyawan : Ho ho ho tidak apa-apa
Saya : Ok kalau gitu kita permisi dulu pak

Kesimpulannya, beginilah cara-cara untuk menambah keuntungan pribadi..Saya yakin model KKN seperti ini banyak terjadi di negara kita.

Thursday 5 February 2009

Produk Solusi Boikot

Produk Israel sudah menjadi napas bagi kehidupan kita. Mulai dari sabun mandi, popok bayi hingga telepon genggam dan prosesor komputer. Agresi besar-besaran yang dilakukan Israel mulai akhir tahun kemarin, telah menyadarkan kembali sebagian ummat untuk tidak membeli alias memboikot produk Yahudi. Sudah bukan rahasia lagi kalau dana penjualan produk tersebut digunakan untuk mendanai agresi militer dengan persenjataan canggih.

Ada berbeda pendapat mengenai boikot yang harus dilakukan, apakah kepada seluruh produk Amerika, atau kepada produk Yahudi, atau malah hanya kepada produk Amerika-Yahudi yang menginvestasikan dananya untuk menyerang Palestina. Namun pada pelaksanaan boikot, ada sebagian dari kita yang mengalami kendala, karena berbagai alasan. Alasannya karena sulit mencari produk pengganti produk-produk tersebut. Berikut ini saya coba memberi alternatif produk substitusi tersebut

Coca-Cola atau Sprite dan kawan-kawan : Teh Botol Sosro (teh kan lebih sehat dari pada soda)

Mc Donalds : Ayam Goreng Suharti, Ayam Bakar Wong Solo (sama-sama enak dimakan langsung pake tangan)

Pizza Hut : Klepon, Gethuk, (habis cemilan dalam negeri jarang yang bentuknya segitiga)

Aqua (Danone) : Vit, 2 Tang

Starbuck Coffee : Bengawan Solo Coffee

Carrefour : Nah dulu aku sering banget tuh ke Carrefour. Akhir-akhir ini lebih sering ke Tip Top atau Jogja. Lagi pula untuk beberapa item, misalnya susu bayi S-26 malah lebih murah di Tip Top daripada Carrefour.

Shell : Pertamina lah tentunya

Marlboro : Ga usah cari pengganti. Berhenti merokok ajah.

Sabun unilever (Lux, LifeBuoy) : Biore

Ada yang mau nambahin??

Monday 2 February 2009

Tipu Lagi oh Tipu Lagi

Tuuuut...tuuut...siang tadi ponselku berdering lagi (bunyinya bukan tuuut tuuut sih, ada nada panggilnya). Ada sebuah nomor asing memanggilku. Dari empat angka depannya aku tahu penelepon menggunakan XL. "Halo Assalamu'alaikum"....kata seorang pria dari seberang. "Perkenalkan saya dari XL" kata dia. "Selamat ya pak, anda telah bla...bla...bla...." Wah tipu-tipu lagi nih batin saya. Mosok dari kantor XL pake nomor pribadi, ada suara TV lagi. Mana suaranya kresek-kresek. Ga mungkin lah dari XL....

"Waduh maaf nih saya ga bisa mendengar jelas suaranya" kataku sambil memencet tombol off di hape. Tipu Lagi oh Tipu Lagi.


Tidak ada sambungan di "Selengkapnya"



Sang Presiden Negeri BBM

Dua orang tukang ojek sedang ngobrol di warung kopi langganan mereka.
"Menurut elu yang bakal jadi Presiden Pemilu ini siapa?"
'Wah kayaknya Presiden Gagah lagi dah'
"Emang napa alasannya menurut elu"
'Secara pribadi aku dah suka sama kebijakannya, misalnya aja perangi korupsi, nurunin BBM'
"Lha elu dulu waktu BBM pernah dinaikin ama Presiden sempet ngambeg juga kan. Katanya ga mau milih lagi di Pemilu besok"
'He he. Oya aku lupa. Yang penting kan sekarang dah turun, tiga kali lagi'
"Lu pinter dikit dong. Lu cuma kemakan iklan sih. Mau diturunin tiga kali, lima ampe tujuh kali itu ga ngaruh kale. Kan awalnya 4500, dinaikin jadi 6000. Trus turun jadi 5500, 5000, 4500. Jadi balik ke harga awal kan. Kalau diturunin walau cuma sekali, tapi dari dari 6000 jadi 2500 itu mah aku seneng"
'He he bener juga elu'
"Aku sebenarnya sudah cukup puas dengan pemerintahan pak presiden sekarang. Cuman itu tadi, iklan jangan membodohi rakyat lah. Kite-kite kudu lebih kritis dalam melihat sepak terjang politik"
'Sip deh. Pasti elu dapet informasi dari simpatisan partai XXX yang demen naik ojek itu kan'
"Tau aja lo, hehehe"

(Tidak ada sambungan di "Selengkapnya")